Sekolah Dasar Islam Aswaja Kota Malang melakukan kunjungan ke Bank Sampah Malang (BSM), Rabu (15/4/2015).
Kunjungan mereka dalam pengenalan lingkungan sekitar sesuai dengan metode pembelajaran K13.
Dalam kunjungan ini, para siswa pun kaget, setelah tahu bahwa mereka bisa menghasilkan uang dari sampah.
Seperti murid kelas 3, Sinta Aulia Khoirun Nisak (9). Ia mengatakan, bahwa sebelumnya ia hanya tahu bahwa sampah itu kotor dan harus dibuang.
Namun, setelah sampai di Bank Sampah Malang ia kaget, karena ternyata sampah bisa ditabung.
“Habis ini saya akan bawa sampah botol plastik dari rumah ke sekolah untuk ditabung. Masih ada buku tulis kelas 1 dan 2 bisa ditabung juga, tapi kalau LKS (Lembar Kerja Siswa) masih mau disimpan untuk belajar.” tuturnya polos.
Hal senada diungkapkan murid kelas 2, Marisa Prawira Putri (7), baginya yang bisa ditabung hanya uang. Saat ini ia juga belum pernah merasakan menabung menggunakan sampah.
“Tadi juga dikasih tahu cara mengolah sampah yang baik biar bisa dijual, juga belajar lagu tentang menabung sampah,” tuturnya.
Wali kelas 4, Erfana Isnaini S.Pd. (35) menjelaskan bahwa pengenalan bank sampah merupakan bentuk pembelajaran kepada muridnya.
Menurutnya siswa kelas 4 belum ada yang tahu bahwa sampah bisa dimanfaatkan.
“Mereka mikirnya sampah itu najis, kotor. Tapi saat tahu di BSM tempatnya bersih mereka heran juga,” tutur Erfana.
Sebelumnya, ia sudah mengajarkan muridnya cara memanfaatkan sampah atau barang bekas.
Jadi saat di BSM, siswa diedukasi sampah seperti apa yang bisa ditabung.
“Sekolah kami sudah membuat rekening saat di BSM tadi,” jelas Erfa.
Humas BSM, Dwiono Santoso (44) menjelaskan tentang pengelolaan sampah di BSM hingga menjadi pundi-pundi uang dalam rekening BSM.
Untuk siswa SD, biasanya ia mengajarkan agar siswa mengumpulkan barang yang tidak digunakan dirumah untuk ditabung di BSM.
“Tapi jangan sampai ya anak-anak memulung sampah di jalan. Adanya di rumah apa, itu saja,” jelas Dwiono kepada para murid.