Bagi sebagian ibu mungkin masih asing dengan istilah Calistung. Sekedar informasi Calistung sendiri merupakan singkatan dari membaca, menulis dan berhitung. Selain itu, Calistung sering juga dianggap sebagai tahapan awal seseorang mengenal dunia huruf dan angka yang ada baiknya di ajarkan untuk anak sejak usia dini.
Namun sayangnya, mengajarkan Calistung pada anak sejak dini rupanya menuai banyak pro dan kontra. Hal ini tentu saja membuat para ibu ragu untuk mengajarkan anak mereka Calistung, namun juga memiliki keinginan si kecil menjadi orang yang cerdas sejak balita. Akan tetapi ada baiknya jika para ibu tak memaksa anak untuk belajar Calistung sejak dini karena hal tersebut justru akan menjadi beban dan membuat mereka tak dapat menikmati masa kecil dengan bahagia.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh seorang ahli psikologi asal Swiss, Jean Piaget yang telah melakukan penelitian terhadap perkembangan anak. Jeam mengungkap bahwa mengajarkan anak di bawah usia 7 tahun Calistung akan membuat mereka kebingungan karena kemampuan berfikir yang masih minim. Pasalnya Jean juga menganggap Calistung sebagai kegiatan yang memerlukan kemampuan lebih dan hal tersebut belum bisa diterapkan untuk anak di bawah usia 7 tahun apalagi saat masih balita.
Namun tentu saja ada yang kontra dengan pendapat yang dilontarkan oleh Jean. Apalagi saat ini anak usia 3-4 tahun sudah mulai masuk sekolah PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini. Di sana tentu saja guru akan mengajarkan para muridnya belajar membaca, menulis dan berhitung. Tak cukup di sekolah, ada juga ibu yang masih memaksa anak mereka untuk kembali mengulang pelajaran di sekolah ketika berada di rumah.
Akan tetapi ada baiknya konsep belajar yang diterapkan di dalam sekolah maupun rumah lebih terkesan bermain dan bersenang-senang sehingga tak membuat anak menganggapnya sebagai beban. Sedangkan ketika anak sudah memasuki jenjang pendidikan TK A atau ketika usia 4 tahun, pelatihan dasar Calistung boleh dilakukan meski harus diperhatikan dengan benar terkait cara menyampaikan dan mengajarinya pada anak seperti berikut:
- Membaca Buku Bergambar
Anak-anak biasanya sangat tertarik dengan buku-buku bergambar yang menggugah rasa penasaran mereka. Itu sebabnya sangat dianjurkan mengajarkan anak membaca menggunakan buku-buku bergambar yang akan membuat mereka tertarik dan mudah mengenali benda atau gambar di sekitar lewat buku yang mereka pelajari.
- Mengawali Belajar Menulis dengan Corat-Coret
Ada beberapa anak yang sangat senang memegang pensil dan menulis apa saja yang mereka inginkan dalam buku tulis maupun di setiap sudut yang mereka temui, seperti tembok. Biarkan mereka melakukan hal tersebut, karena secara tak langsung itu akan melatih kemampuan awal anak memegang alat tulis dengan benar.
Kemudian para ibu juga bisa memberikan buku bergaris dan memberikan instruksi pada anak untuk mengikuti garis pada gambar namun masih dalam metode bermain. Jangan terlalu dipaksakan atau marah-marah ketika anak tak bisa menulis sesuai garis yang ada.
- Berhitung Sambil Bermain
Kemampuan berhitung adalah yang paling sulit dipelajari, namun bukan berarti hal ini tak bisa diajarkan pada anak. Ada banyak metode bermain yang bisa secara tak langsung mengajarkan anak berhitung, seperti menghitung banyaknya benda yang mereka pegang. Selain itu, kenalkan pada anak tentang simbol angka secara bertahap.
Pengenalan awal Calistung pada anak seperti di atas boleh dilakukan, namun tetap jangan memaksa jika anak tak mau. Karena bisa menimbulkan trauma di kemudian hari dan membuat mereka justru tak senang belajar membaca, menulis dan berhitung. Para ibu juga perlu mengingat bahwa tingkat kecerdasan setiap anak maupun cara mereka menerima sesuatu prosesnya berbeda-beda. Ada yang bisa dengan cepat maupun sebaliknya. Untuk itu diperlukan kesabaran dan keuletan bagi seorang ibu ketika mengajari buah hatinya.