Sudah banyak pembahasan mengenai pentingnya pendidikan agama sejak dini untuk mewujudkan calon pemimpin bangsa yang berbudi luhur dan memiliki akhlakul karimah. Untuk itu tak hanya pendidikan akademik saja yang ditekankan namun juga bagaimana menjadikan ilmu yang telah didapat tersebut dengan tujuan baik dan tak mudah terhasut atau tergoda dengan kesenangan duniawi di kemudian hari.
Pada dasarnya semua pendidikan berbasis agama yang diberikan oleh orangtua maupun guru di sekolah bertujuan untuk menjadikan anak-anak ketika dewasa kelak menjadi orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Apapun profesi yang digelutinya, mereka harus menjadi seorang Muslim yang tangguh dan membantu sesama yang membutuhkan.
Namun sayangnya, saat ini banyak sekali orang yang salah mengartikan pendidikan agama yang didapatnya dan justru mencoreng nama Islam sebagai agama pencinta damai di mata dunia. Contohnya tentu saja masalah terorisme. Banyak yang mengaku berjuang di jalan Allah SWT dengan cara melakukan bom bunuh diri dan membunuh. Namun tentu saja tak ada dalam Alquran maupun Hadist Rosulullah SAW yang menyebut membunuh maupun kekerasan merupakan perintah-Nya.
Untuk itu, saat memberikan pendidikan berbasis agama pada anak harus sangat hati-hati terutama menjelaskan maknanya, jangan sampai mereka salah mengartikan. Memang bagus memberikan visi pada mereka agar menjadi penjuang Islam yang tangguh kelak, namun tentu saja hal tersebut bukan berarti mereka bisa melakukan sesukanya dengan mengatasnamakan Islam.
Apalagi tak sedikit yang menjadi sifat Nabi Muhammad seperti Shiddiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh sebagai alasan mereka “berperang”. Sedangkan Shiddiq sendiri memiliki arti benar yang tentu saja tak hanya pada perkataan tapi perbuatannya juga dibenarkan oleh Allah SWT. Tapi tentu saja kembali lagi, Allah SWT tak pernah membenarkan dalam Alquran maupun lewat para Rosul-Nya tentang ajaran membunuh dan melakukan kekerasan.
Sedangkan Amanah berarti dapat dipercaya. Sifat yang satu ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi jangan sekali-kali menyalahgunakan kepercayaan seseorang yang diberikan pada kita untuk berbuat seenaknya apalagi dengan alasan agama. Kemudian ada Tabligh yang bermakna menyampaikan. Tentu saja yang dimaksud menyampaikan adalah menyebarkan hal-hal yang baik dan sesuai ajaran agama bukan sebaliknya.
Terakhir ada Fathonah yang artinya cerdas. Semua individu diberikan kemampuan berpikir oleh Allah SWT untuk menyerap apapun yang baik dan membuang jauh-jauh yang buruk. Namun manusia juga diberikan hak untuk memilih mana yang ingin dilakukannya. Dan itulah intinya, kita boleh saja menyerap semua hal maupun informasi yang kita dapat, namun menyaringnya dan memilah-milah mana yang baik dan buruk sangat diperlukan agar tak membuat kita tersesat.