Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah Lebih Diutamakan

Di masa modern ini banyak orangtua menyepelehkan pentingnya pendidikan agama pada anak. Tak sedikit yang berangapan pendidikan akademik yang diterima anak di sekolah seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) maupun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih penting dipelajari untuk membuat anak cerdas dan berprestasi di masa mendatang. Namun tentu saja pendidikan umum yang didapat anak tak cukup untuk membuat mereka juga memiliki akhlak yang baik, oleh karena itu sangat dibutuhkan pendidikan berbasis agama yang akan membuat mereka memiliki kecerdasan intelektual maupun emosional yang baik maupun berakhlakul karimah.

Banyak sekali contoh yang sudah terjadi di depan mata karena kurangnya pendidikan agama yang terapkan sejak dini, salah satunya adalah korupsi. Tak sedikit pejabat negara yang memiliki pendidikan tinggi justru menyalahgunakan jabatannya dan memakan uang rakyak karena tak adanya rasa malu yang mereka miliki. Selain itu, iman mereka sepertinya juga kurang karena tak mampu menahan godaan uang dan membuatnya menjadi orang serakah.

Korupsi hanyalah contoh kecil dari kurangnya pendidikan berbasis akhlakul karimah yang dimiliki seseorang. Untuk itu, jangan hanya terpaku pada pendidikan akademik namun juga perlu dilengkapi dengan pemahaman-pemahaman berbasis agama yang terdapat dalam Alquran maupun Hadist yang bejibun jumlahnya. Bukankah Nabi Muhammad bahkan diutus ke dunia oleh Allah SWT untuk memperbaiki akhlas manusia seperti dalam salah satu Hadistnya.

Sedangkan di sekolah tak sedikit pula guru yang lebih menitik beratkan pendidikan akademik pada muridnya dan mendoktrin bahwa tingkat kesuksesan hanya dapat diukur lewat profesi mereka saja. Para guru seolah lupa bahwa ada tanggung jawab secara moral dan beban untuk setiap profesi yang disandang. Karena lupa akan hal tersebut, tak sedikit yang kemudian seenaknya saja bertindak dengan jabatan yang dimiliki dan bukannya berusaha sebaik mungkin memberikan yang terbaik bagi masyarakat sekitar, maupun bagi negara dan agamanya.

Untuk itu, pendidikan berbasis akhlakul karimah tak hanya wajib diterapkan oleh orangtua di dalam rumah namun juga oleh para guru di sekolah. Apalagi jika dihitung-hitung, anak akan lebih sering menghabiskan waktu di sekolah daripada di rumah setiap minggunya. Hal ini tentu saja membuat apa yang dipelajari di bangku sekolah lebih dominan bagi mereka. Mungkin saja perombakan dalam kurikulum yang ada saat ini dengan menyertakan landasan agama di setiap mata pelajaran yang ada untuk menguatkan akhlak anak sejak dini diperlukan. Sehingga tak hanya kecerdasan secara kognitif dan psikomotorik, anak juga akan memiliki kecerdasan afektif yang sama baiknya.

Namun tak hanya anak, guru pun harus diberi bekal pendidikan agama yang kuat sebelum berhadapan dengan muridnya. Karena bukankah guru nantinya juga akan menjadi contoh untuk muridnya? Jika gurunya saja tak memiliki akhlak yang baik, lantas bagaimana dengan nasib para murid yang diajarkan olehnya?

Dengan keseimbangan seperti demikian, maka saat dewasa kelak, mereka sudah memahami apa yang baik dilakukan serta tak mudah tergoda dengan rayuan duniawi yang tentunya menyimpang dari norma-norma yang ada di masyarakat maupun agama. Mereka juga akan merasa ikhlas menjalankan setiap kewajiban dari jabatan yang diemban untuk tujuan mensejaterahkan masyarakat. Selain itu, kehidupan bermasyarakat yang lebih baik  pun tentunya akan tercipta jika setiap individu telah memiliki bekal akhlas yang kuat sebelum mengabdi para pekerjaannya nanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: